Selasa, 26 Januari 2016

Sejarah Martabak

Sejarah-Martabak
Sejarah Martabak 


Memang di Bangka, kedatangan orang Hokkian/ Hoklo termasuk kloter terakhir dan membawa cerita cerita yang cukup mengenaskan (Kebanyakan pendatang dari Cina ke Bangka berasal dari orang Khek/Hakka yang banyak menjadi kuli timah).

Orang Hokkian yang mendarat di Bangka, pada waktu perjalanan di laut , mendapat banyak bencana dan mereka mendarat di Bangka setelah hari ke sembilan sesudah perayaan imlek (sehingga, khusus bagi orang-orang hokkian di Bangka, mereka merayakan imlek/ kongian selalu lebih meriah di hari ke sembilan, biasanya banyak makanan-makanan enak yang baru dikeluarkan pada saat tersebut).

Karena mereka datang paling terakhir, banyak peluang yang sudah diambil oleh yang datang terlebih dahulu. Sehingga untuk bertahan hidup, mereka haruslah menerapkan semangat survival yang hebat, yang mungkin bagi orang-orang lain dapat menilai sebagai sifat yang kikir, dll (ada idiom di antara orang tionghoa di Bangka : orang hoklo adalah cina pantat merah, karena saking kikirnya. Makanan sehari-harinya adalah bubur cair).

Semangat komunal mereka sangatlah tinggi, karena bahasa yang berbeda dialeknya, dan mereka biasanya tinggal dirumah yang panjang (chongbuk) yang berisi beberapa keluarga (anak yang sudah menikah masih mengikuti orang tua, pada beberapa keluarga yang saya kenal, bahkan bisa 3 generasi masih tinggal di satu chongbuk). Mata pencaharian utama orang hoklo di Bangka adalah berdagang, sehingga dalam
waktu singkat, mereka kebanyakan menjadi orang-orang kaya.

Hoklopan, adalah salah satu makanan yang mungkin sudah ada di tradisi orang hokkian, tetapi mengalami beberapa penyesuaian dengan beberapa selera kebanyakan orang-orang di Bangka pada waktu itu (sama seperti semangat dagang orang madura menjual sate ayam madura, yang berusaha untuk menyesuaikan dengan selera konsumen).

Memang yang pertama menjual hoklopan adalah orang sungailiat (35 km dr Pangkal Pinang), tetapi dia menjualnya di pangkal pinang, sehingga bisa terkenal sebagai kue pangkalpinang, dan karena asal usulnya orang hokkian, dikenal juga sebagai hoklopan (kue orang hoklo), atau juga kue terang bulan karena bentuknya bulat dan kuning. Biasanya penjual hoklopan selalu bergandengan dengan penjual teh chrisantenum.

Martabak San Francisco, memang dikembangkan oleh orang Bangka dari Belinyu (dekat desa Gedong), setelah menjadi orang sukses, beliau adalah salah satu penyandang dana terbesar untuk membangun kolong bekas tambang timah menjadi area wisata Phak Khang Liang di Belinyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar